Rabu, 24 Juni 2015

Posting an telat - 1 Rhomadhon 1436 H

Assalaamu'alaikum ...
Alhamdulillah, akhirnya kini dapat menginjak dalam Bulan yang penuh berkah, maghfiroh, dan yang teristimewa.
Rasa antusias InsyaAllah pasti ada dalam setiap muslim dan muslimah. Kami semua bergembira, bersuka cita, dan sangat bersyukur. Terimakasih atas segala nikmat yang telah Kau beri, dari kesehatan, panjang umur, rizqi, dan semua nikmat yang telah kau limpahkan.
Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin .. sebelum sholat tarawih di malam pertama, saya sudah berada dalam kehangatan keluarga tercinta, yang amat sangat saya rindukan. Lelah memang, karena saya tiba ba’da ashar dan untuk mencegah rasa kantuk yang ditakut hadir ketika sedang sholat tarawih malam nanti, akhirnya saya sejenak membaringkan tubuh di kamar tercinta. Beberapa menit menuju maghrib, saya pun terbangun dan bergegas untuk sholat Maghrib. Seusai sholat maghrib, tak terasa tetesan air dari ujung mata menetes perlahan. Terharu, karena ternyata saya masih diberi kesempatan oleh Allah untuk bertemu dengan bulan dimana setiap pahala dilipat gandakan. Senang rasanya, bisa berada di rumah, tempat lahirku dulu, berkumpul dengan keluarga terkasih, dan merasakan kenyamanan yang tak bisa dirasakan di tempat manapun. Saya bahagia dan amat sangat bahagia. Memanjatkan do’a dengan penuh pengharapan bahwa do’a ini akan dikabulkan. “Izinkan saya untuk bisa merasakan kenikmatan di bulan  Romadhon tahun ini. Izinkan saya untuk bisa merasakan keindahan shaum di hari pertama bersama keluarga tercinta, saur dan berbuka bersama, dan segala hal yang biasa kami lakukan di Romadhon sebelumnya. Izinkan kami untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi dan jauh lebih baik, yang akan terbawa sampai bulan-bulan selanjutnya. Berikan kami kesempatan untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang ada. Izinkan kami untuk memaksimalkan segala ibadah yang harus dilakukan di bulan ini. Aamiiin.” Seakan tak ingin melewatkan moment yang terjadi di sini, saya pun bersiap-siap ke mushola untuk melaksanakan sholat tarawih berjama’ah. Dan saya sangat antusias.
Dan ternyata bukan hanya saya yang sangat antusias, di mushola pun sudah banyak orang yang berdatangan. Saya kembali terharu. Tapi mengapa?? Mengapa hanya anak kecil kebanyakkan saja yang datang?? Entahlah, yang pasti di sana penuh sesak  dari biasanya.
Setelah selesai sholat tarawih, ya pasti semua kembali ke rumahnya masing-masing.  Dan saya pun bergegas merubah waktu alarm menjadi “on”. Mmmm itulah karena terlalu bersemangatnya, saya ingin melaksanakan sholat malam terlebih dahulu sebelum makan sahur. Dan ternyata, saya bisa bangun mendahului alarm. Yaaa, karena saya merasa kedinginan, karena sewaktu pulang tarawih, saya langsung terkapar di lantai, karena saking mengantuknya. Dan kedinginan itulah yang membangunkan lelapnya tidur saya.
Tiba waktunya untuk makan sahur dan saya selalu bersemangat. Saya sangat menjaga makanan yang masuk dalam tubuh saya. Tak ingin makanan yang menyebabkan dehidrasi di kala siang datang. Maka, walaupun ibu menyiapkan kerupuk, saya tidak memakannya. Dan ketika akan mengambil air wudhu, dan ternyata saat itu juga saya mendapatkan dispensasi. Entah harus gembira atau sedih. Sebenarnya, saya ingin sekali melaksanakan puasa di rumah ini, menikmati moment-moment yang tak bisa ku dapatkan saat saya harus pergi untuk mencari ilmu. Tapi, saya yakin apa yang telah Allah berikan, semuanya tak ada yang sia-sia. Dan kesempatan ini, saya lakukan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan ibu tercinta. Dan saya pikir, dispensasi ini harus saya manfaatkan semaksimal mungkin untuk meringankan beban ibu, yaa walaupun hanya empat hari, tapi semoga ibu merasa terbantu.
“Apa yang telah Allah turunkan, semuanya tak ada yang sia-sia”

Happy fasting, guys !!
Wassalaamu'alaikum ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar