Assalaamu'alaikum ..
Bagaimana liburan 'Idul fitri kalian?? Mudik? kalo aku sih di mudikin. Di mudikin??
Ya, tak ada yang mengesankan
memang di liburan kali ini. Maklum saja. Tempat tinggalku menjadi tempat yang
“di mudiki” oleh semua keluarga besar. Itu karena nenekku yang tinggal bersama
kami. 5 hari yang melelahkan namun menyenangkan bagiiku. Dari mulai hari Raya
sampai dengan H+4, tamu yang merupakan keluarga besarku tak henti-hentinya
datang secara bergantian.
Di hari pertama, datang
keluarga dari Cibadak-Sukabumi. Ya, itu merupakan anak sulung nenekku. Mereka
datang bersama seluruh anggota kelurganya. Datang bersama anaknya yang telah
memiliki anak. Ramailah rumahku di hari itu. Dan di saat hari yang sama,
kakakku yang baru saja menikah, hampir setahun yang lalu, pun akhirnya datang. Dialah
yang ditunggu-tunggu. Sudah lama kami tidak berjumpa dengannya. Karena sebelum
Ramadhan, dia berjanji akan berkunjung, namun karena sesuatu hal dan akhirnya
dia tak bisa datang. Kami rindu saat-saat ini. Saat-saat kita berkumpul
bersama, membicarakan semua hal dari mulai yang penting sampai dengan yang tak
penting. Ya, kami merindukan saat itu.
Keesokan harinya, tepatnya
H+1, datanglah anak, cucu-cucu, dan cicit-cicit nenek dari Tajur-Bogor. Dan
hari selanjutnya, datang mertua kakakku, dari Mampang-Jakarta. Sebenarnya aku
senang, saat mereka berkunjung ke rumah. Aku dan keluarga jadi tak perlu
lelah-lelah melawan macet yang sudah lumrah terjadi. Tapi akupun merasa
kelelahan saat, aku dan ibu harus mempersiapkan segala keperluan untuk
menyambut mereka. Maklumlah, aku anak perempuan ibu satu-satunya yang menjadi
harapan ibu untuk sedikit merasakan lelah dalam mempersiapkan semuanya.
Sedikit berbeda di H+3, aku
dan semuanya melakukan timbal balik. Ya, timbal balik. Kali ini, kami
mengunjungi rumah anak sulung nenek, yang awal ku ceritakan di awal kedatangan.
Ya, memang rumahnya nyaman untuk di kunjungi. Di sana ada “saung”, sepetak
lahan yang ditanami dengan berbagaimacam tanaman. Tapi ini bukan ingin
keluargaku untuk pergi ke sana. Ya, siapa yang mau, bermacet-macetan
berjam-jam. Hanya membuat bokong terasa pegal, karena duduk yang terlalu lama.
Jika mertua dan suami kakak tercintaku tidak penasaran, mungkin kami tidak akan
berangkat. Ya, tapi kami bahagia di sana, bakar jagung yang ditanam sendiri,
ayam goreng yang di pelihara sendiri, dan makan di “saung” yang tertutupi oleh
pohon yang cukup lebat. Seakan kami tak ingin bergegas pulang, bukan karena
kami tak rindu istana kami, tapi karena tak ingin menemani teriknya matahari
dengan duduk berjam-jam. Namun akhirnya kami memang harus kembali. Ya, apapun
prosesnya yang harus dihadapi.
Dan hari melelahkan yang
terakhir, H+4, kami adik dan kakaknya ayahku yang berasal dari bekasi dan
Jakarta. Dan di hari ini, aku benar-benar merasakan kelelahan yang amat sangat
luar biasa. Rasa lelah, kesal dan PMS bergabung menjadi satu. Bisakah kalian
membayangkan rasa itu, ya amat sangat lelah. Bahkan, kakiku saja sampai
bergetar tak henti, padahal aku sudah sarapan saat itu. Aku ingin berkata
lelah, namun aku malu pada ibuku. Karena ku tau, ibu pasti jauh lebih lelah dan
rasa lelah ibu jauh lebih dari rasa lelahku. Aku mengerti itu. Tapi, ibu sangat
pandai dalam menyembunyikan kelelahan itu. Ya, ku rasa kebanyaka ibu memang
seperti itu.
Dan setelah hari itu, usailah
kelelahan kami. Dan waktunya beristirahat dan menghitung penghasilan. Penghasilan??
Ya penghasilan, selama belum bekerja, Alhamdulillah selalu ada yang memberi,
sedikit banyak tak masalah, jika memang
itu sudah rizqinya. Dan aku sangat senang sekali, ketika harus menggoda
nenekku yang selalu menghitung uangnya. Saat ku goda, dan akhirnya dia
memberikan sedikit uangnya, entah dengan maksud apa, yang pasti itu bukan THR
karena nenekku selalu memberikannya tak pernah lewat dari bulan Ramadhan. Dan THR
diberikannya kepada cucu-cucu terdekatnya. Ya, cucu-cucu yang tinggal di
dekatnya.
Inilah cerita hari Rayaku.
Walau ku rasa tak ada yang spesial, tapi semoga ada pelajaran yang dapat
diambil.
Happy reading.
Selamat Hari Raya ‘Idul Fitri
1436 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar